Header Ads

Header ADS

Arti Riyadhoh, Macam-macam, serta Dalilnya Menurut Alquran dan Hadits

Pawang Hujan Jakarta, menangani event wedding, seminar, konser, motocros, offroad, sepak bola,kampanye, touring 0857-1810-9833

Riyadhoh: Jalan Sunyi Menundukkan Nafsu, Menempa Jiwa, dan Mendekat pada Allah

NUR AULIA - Dalam tradisi Islam, terutama dalam dunia tasawuf, kata riyadhoh bukanlah istilah asing. Ia lekat dengan laku spiritual yang ditempuh para salik (penempuh jalan Allah) untuk membersihkan hati, melatih jiwa, serta menundukkan nafsu yang kerap menyeret manusia pada kelalaian.

Secara etimologis, kata riyadhoh (الرياضة) berasal dari bahasa Arab yang berarti latihan, pengajaran, dan pembiasaan. Sementara secara istilah, para ulama tasawuf menjelaskan riyadhoh sebagai amalan spiritual yang dilakukan dengan penuh kesungguhan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Eep Sofwana dalam karyanya Pengantar Ilmu Tasawuf menjelaskan bahwa riyadhoh merupakan
latihan rohani dengan cara menyendiri untuk melakukan ritual ibadah, yang bertujuan menundukkan nafsu syahwat. 
Proses inilah yang dalam khazanah tasawuf dikenal sebagai ath-thariqah, jalan yang ditempuh seorang murid (salik) untuk mencapai ridha Allah.


Rukun-Rukun Riyadhoh dalam Tasawuf

Para sufi telah merumuskan sejumlah pilar utama yang menjadi bagian dari riyadhoh. Tanpa keempat rukun ini, perjalanan seorang salik tidak akan menemukan kedalaman makna.

1. Uzlah (عزلة)
Mengasingkan diri dari hiruk pikuk dunia, bukan untuk membenci manusia, melainkan untuk memfokuskan hati semata-mata pada Allah.

2. Diam atau berbicara seperlunya (الصمت)
Menjaga lisan dari perkataan sia-sia, karena kata-kata bisa menjadi cermin kejernihan hati.

3. Bangun malam (قيام الليل)
Menghidupkan sepertiga malam dengan sholat tahajud, dzikir, dan munajat, sebagaimana Rasulullah ﷺ senantiasa melakukannya.

4. Puasa sunnah (الصوم)
Menahan lapar bukan hanya mengekang perut, tetapi juga menundukkan hawa nafsu, sehingga jiwa menjadi ringan dan hati semakin lembut.


Wawan Susetya dalam bukunya Perdebatan Langit dan Bumi menekankan, seorang Muslim yang membiasakan diri dengan riyadhoh akan mampu mengendalikan hawa nafsu, menjaga amanah, dan menebarkan rahmat kepada sesama. Dari situlah Allah menurunkan keberkahan hidup.


Dalil Qur’an dan Hadits tentang Riyadhoh

Praktik riyadhoh memiliki dasar yang kuat dalam al-Qur’an dan hadits. Salah satu ayat yang sering dijadikan pijakan adalah firman Allah dalam QS. Al-Maidah ayat 35:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan (wasilah) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, serta berjihadlah di jalan-Nya agar kamu beruntung.
Selain itu, dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah ﷺ menyampaikan sabda Allah:
Senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan tangannya yang ia gunakan untuk menggenggam. (HR. Thabrani)
Hadits ini menegaskan bahwa riyadhoh bukan sekadar amalan tambahan, melainkan jalan cinta yang mengantarkan seorang hamba pada kedekatan dengan Allah.


Macam-Macam Riyadhoh
Dalam khazanah tasawuf, riyadhoh terbagi menjadi dua jenis besar:


1. Riyadhoh al-Jisim (رياضة الجسد)

Yaitu latihan fisik atau olahraga yang bertujuan menjaga kesehatan jasmani. Tubuh yang sehat menjadi wadah yang layak untuk beribadah.

2. Riyadhoh al-Nafs (رياضة النفس)
Pendidikan jiwa melalui olah batin, dzikir, tafakkur, dan ibadah. Inilah riyadhoh yang lebih utama, karena jiwa adalah pengendali yang akan menuntun manusia menuju jalan kebenaran.


Meski riyadhoh al-nafs dianggap lebih mulia, keduanya tetap saling melengkapi. Jasmani yang kuat menopang ruhani yang kokoh, sementara ruhani yang bersih memberi arah pada jasmani.


Hikmah Riyadhoh: Manisnya Ibadah, Kokohnya Akhlak
Banyak hikmah lahir dari laku riyadhoh. Di antaranya:

    • Mengendalikan hawa nafsu sehingga seorang mukmin tidak mudah terjerumus pada dosa.
    • Menumbuhkan rasa manis dalam ibadah—sholat, puasa, dzikir, dan amal saleh menjadi sebuah kenikmatan, bukan lagi beban.
    • Menjaga akhlak agar tidak menyakiti manusia dan makhluk Allah lainnya.
    • Mengundang keberkahan hidup, karena jiwa yang tenang akan menebarkan kebaikan bagi sekitarnya.

Sebaliknya, ketika manusia jauh dari riyadhoh, maka nafsu akan merajalela, moralitas merosot, dan lahirlah perbuatan-perbuatan yang merusak tatanan kehidupan.


Penutup: Riyadhoh Sebagai Jalan Sunyi Para Pencari Allah

Riyadhoh bukan sekadar latihan spiritual yang penuh ritual, melainkan jalan sunyi yang menuntut kesungguhan, konsistensi, dan kerendahan hati. Para sufi menegaskan, riyadhoh adalah gerbang menuju ma’rifatullah, pengenalan sejati kepada Allah.

Di tengah hiruk-pikuk dunia modern, praktik riyadhoh seolah menjadi oase bagi jiwa-jiwa yang dahaga. Ia mengajarkan bahwa jalan menuju Allah membutuhkan disiplin, ketekunan, dan pengendalian diri. Dan pada akhirnya, buah dari riyadhoh adalah hati yang damai, jiwa yang tenang, serta hidup yang penuh keberkahan.

(as)
#Riyadhoh #Tasawuf #AmalanSpiritual #Dzikir #PuasaSunnah #Uzlah #IlmuTasawuf #LatihanRuhani #JalanMenujuAllah


Diberdayakan oleh Blogger.