Header Ads

Header ADS

8 Cara Menghilangkan Was-was Menurut Para Ulama


8 Cara Mengusir Waswas: Panduan Ulama untuk Menemukan Ketenangan Ibadah

NUR AULIA – Rasa waswas dalam beribadah bukanlah hal baru dalam kehidupan seorang muslim. Banyak orang mengalaminya, mulai dari keraguan dalam wudu, salat, hingga berbagai ibadah lainnya. Dalam bahasa agama, waswas disebut sebagai bisikan setan yang mengacaukan hati, sehingga seorang hamba kehilangan ketenangan dalam beribadah.

Nama setan yang menebarkan penyakit waswas dikenal sebagai Walhân. Ia berusaha menanamkan keraguan agar seorang muslim merasa ibadahnya selalu salah, tidak sah, atau batal. Inilah bentuk tipu daya yang halus namun berbahaya. Jika tidak segera diatasi, waswas bisa menjadi penyakit kronis yang menggerogoti iman dan menjadikan ibadah terasa berat.

Mengapa Waswas Itu Berbahaya? Para ulama menegaskan bahwa waswas bukan sekadar gangguan pikiran biasa, melainkan bisa menjerumuskan seorang hamba ke dalam lingkaran dosa. Syekh Muhammad bin Ali dalam Barîqah Mahmûdiyah menuliskan setidaknya tujuh bahaya waswas yang wajib diwaspadai:

1. Mainan Setan 
Orang yang terus mengikuti waswas akan menjadi bahan tawa setan. Ketika setan menyuruh takbir ulang, ia mengikutinya. Saat setan bilang wudunya batal, ia mengulanginya. Siklus ini membuat setan puas melihat manusia diperdaya.

2. Meninggalkan Perintah Allah 
Allah SWT memerintahkan kita menjauhi setan. Namun, orang yang terus menuruti bisikan waswas sejatinya sedang menjadikan setan sebagai sahabat, bahkan "guru" dalam beribadah. Ini bentuk kemaksiatan.

3. Borong Air Bersuci Secara Berlebihan 
Waswas sering kali membuat orang menggunakan air secara berlebih. Padahal, Islam melarang israf (berlebihan), apalagi dalam hal wudu atau mandi wajib. Jika dilakukan di tempat umum seperti masjid, hukumnya bisa haram.

4. Mengakhirkan Salat 
Karena sibuk mengulang wudu atau niat, orang yang waswas sering tertinggal jamaah, bahkan keluar dari waktu salat. Ini bukan sekadar masalah teknis, tetapi bentuk pemborosan umur dan waktu.

5. Melakukan Hal Makruh hingga Haram 
Contoh nyata: menolak makanan orang lain karena takut najis, atau tidak mau salat kecuali dengan sajadah sendiri. Perilaku ini bisa menyakiti orang lain, bahkan jatuh ke haram.

6. Munculnya Suuzan (Buruk Sangka) 
Orang waswas cenderung meremehkan ibadah muslim lain, menganggap wudu mereka tidak sah atau salat mereka cacat. Akibatnya, timbul prasangka buruk pada sesama muslim.

7. Melahirkan Kesombongan Spiritual 
Rasa waswas bisa menumbuhkan anggapan bahwa hanya dirinya yang ibadahnya benar. Ini bentuk kesombongan terselubung yang sangat dikecam dalam agama.

Ringkasnya, waswas bukan hanya mengganggu ibadah, tetapi juga menghancurkan akhlak dan hubungan sosial.


Delapan Jalan Ulama Mengatasi Waswas 

Lalu bagaimana cara mengatasi penyakit waswas ini? Para ulama klasik seperti Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam Fatawâ al-Kubrâ dan ulama kontemporer sepakat bahwa ada langkah-langkah praktis yang bisa ditempuh. Berikut delapan di antaranya:

1. Sadari Bahaya Waswas 
Langkah pertama adalah kesadaran. Dengan memahami mudarat waswas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain—kita akan terdorong untuk segera melawannya.

2. Kembalikan Standar pada Rasulullah SAW 
Rasulullah SAW adalah teladan ibadah yang paling benar. Beliau tidak pernah mengulang takbir berkali-kali, tidak memperpanjang wudu secara berlebihan, dan selalu mengajarkan kesederhanaan. Menyelisihi sunnah justru berarti mengikuti jebakan setan.

3. Pahami Bahwa Syariat Itu Mudah 
Banyak orang terjebak karena kurang ilmu. Padahal, fatwa ulama membuka jalan kemudahan. Allah SWT berfirman: “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (QS. Al-Baqarah: 185).

4. Ambil Pendapat Ulama yang Lebih Mudah 
Jika keraguan datang, ikuti pendapat ulama yang lebih ringan sebagai terapi. Contoh: dalam niat salat, sebagian ulama berpendapat cukup dengan menghadirkan niat di hati tanpa perlu mengucapkannya.

5. Gunakan Teknik Percikan Air 
Ulama menganjurkan trik praktis: percikkan sedikit air pada kain atau celana setelah wudu. Jika kemudian terasa basah, yakinkan diri bahwa itu hanyalah bekas percikan, bukan najis.

6. Abaikan Bisikan dalam Hati 
Prinsip utama: jangan dituruti! Jika ada keraguan ketika beribadah, lanjutkan saja. Mengikuti bisikan hanya akan membuat lingkaran waswas semakin kuat.

7. Ingat Bahwa Waswas Itu Bisikan Setan 
Katakan pada diri sendiri, “Ini dari setan.” Dengan begitu, kita akan lebih waspada untuk tidak menuruti godaan. Imam Ibnul Qayyim menegaskan: setan hanya berkuasa ketika kita menanggapi bisikannya.

8. Perbanyak Dzikir 
Obat paling mujarab adalah dzikir. Imam Nawawi menyebut dzikir La ilaha illallah sebagai tameng ampuh. Saat seorang muslim mengingat Allah, setan lari terbirit-birit.


Penutup: Melawan Waswas, Menemukan Khusyuk Waswas adalah penyakit hati yang berbahaya, namun bukan tanpa obat. Ulama telah memberikan peta jalan untuk mengatasinya: dari kesadaran, meneladani Rasulullah, memahami kemudahan syariat, hingga memperbanyak dzikir.

Jika seorang muslim bersungguh-sungguh melawan bisikan itu, ia akan menemukan kembali ketenangan ibadah, rasa khusyuk, dan kebahagiaan spiritual. Ingatlah, waswas adalah jebakan setan, sementara khusyuk adalah hadiah Allah bagi hamba yang ikhlas.



(as)

#Waswas #IbadahKhusyuk #IslamRahmatan #TipsIbadah #Dzikir
Diberdayakan oleh Blogger.