Header Ads

Header ADS

10 Adab berdoa sesuai ajaran Rasulullah, lengkap dengan dalil


10 Adab Berdoa Menurut Rasulullah: Rahasia Terkabulnya Permohonan Seorang Hamba

NUR AULIA - Dalam setiap episode kehidupan, manusia tidak pernah lepas dari kebutuhan untuk berharap, meminta, dan bersandar pada kekuatan di luar dirinya. Itulah doa: jembatan ruhani seorang hamba kepada Rabb semesta alam. Islam menempatkan doa bukan sekadar permintaan, melainkan ibadah, bahkan inti dari ibadah itu sendiri.

Rasulullah ï·º bersabda:
Doa adalah inti ibadah.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)

Namun, doa bukanlah sekadar ucapan spontan yang terlontar dari lisan. Islam mengajarkan bahwa doa harus dilandasi adab, tata krama, dan sikap yang mencerminkan penghormatan seorang hamba kepada Tuhannya. Tanpa itu, doa bisa terhalang, sebagaimana sabda Rasulullah ï·º:
Sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak menerima kecuali yang baik.” (HR. Muslim)


Maka, memahami adab berdoa sebagaimana diajarkan Rasulullah ï·º menjadi kunci agar doa lebih dekat dengan terkabul. Berikut uraian lengkap 10 adab berdoa sesuai sunnah Rasulullah ï·º, disertai dalil dan penjelasan ulama.


1. Memulai Doa dengan Memuji Allah dan Bershalawat

Rasulullah ï·º mengingatkan bahwa doa harus diawali dengan pujian kepada Allah lalu shalawat kepada Nabi. Hal ini tampak dalam hadits Fadhalah bin ‘Ubaid:
Apabila engkau telah selesai shalat lalu duduk berdoa, maka pujilah Allah terlebih dahulu, kemudian bershalawat kepadaku, lalu berdoalah sesuai yang engkau kehendaki.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud)

Artinya, doa yang diawali dengan pujian dan shalawat akan lebih dekat untuk diijabah. Ulama bahkan menyebut doa tanpa shalawat ibarat surat yang tidak memiliki alamat.


2. Memilih Waktu-Waktu Mustajab

Allah memberi karunia waktu-waktu tertentu di mana doa lebih mudah terkabul. Beberapa waktu itu antara lain:
    • Sepertiga malam terakhir (HR. Muslim)
    • Hari Jumat (HR. Bukhari dan Muslim)
    • Saat berbuka puasa dan sahur (HR. Ibnu Majah)
    • Hari Arafah (HR. Tirmidzi)

Imam Nawawi menyebutkan, orang yang berdoa pada waktu mustajab ibarat mengetuk pintu pada saat pintu itu sedang terbuka.


3. Menghadap Kiblat dan Mengangkat Kedua Tangan

Di Padang Arafah, Rasulullah ï·º berdoa menghadap kiblat hingga matahari terbenam. (HR. Muslim). Beliau juga mengangkat tangan saat berdoa, lalu mengusap wajah setelahnya.

Ini menunjukkan sikap rendah hati seorang hamba, sebagaimana hadits Salman:
Allah malu kepada hamba-Nya yang mengangkat tangan lalu kembali dalam keadaan kosong.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)


4. Merendahkan Suara

Allah berfirman dalam Al-A’raf ayat 55:
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Doa dengan suara yang lembut melambangkan ketenangan hati, keikhlasan, dan kedekatan dengan Allah.


5. Berdoa dengan Penuh Harap dan Takut

Doa seorang mukmin harus diiringi dua rasa: raja’ (harap) akan rahmat Allah, dan khauf (takut) terhadap siksa-Nya. Allah memuji hamba-hamba pilihan-Nya dalam Al-Anbiya ayat 90:
Mereka selalu bersegera dalam kebaikan, berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas, dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk.


6. Yakin Akan Dikabulkan

Doa tidak boleh disertai keraguan. Rasulullah ï·º bersabda:
Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan akan dikabulkan, dan ketahuilah Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi)


Al-Baqir (ulama tabi’in) menegaskan, doa tanpa keyakinan hanya akan menjadi ucapan hampa.


7. Bersungguh-Sungguh dalam Permintaan

Rasulullah ï·º melarang umatnya berdoa dengan ucapan ragu, seperti “Ya Allah, jika Engkau mau, kabulkanlah.” Beliau bersabda:
Apabila kalian berdoa, hendaklah bersungguh-sungguh. Jangan berkata: ‘Ya Allah, jika Engkau berkenan…’ Karena tidak ada yang memaksa Allah.” (HR. Bukhari, Muslim)
Doa harus dipanjatkan dengan sepenuh hati, bukan sambil lalu.


8. Mengulang dan Istiqamah dalam Doa

Doa tidak boleh berhenti meski belum terkabul. Rasulullah ï·º mencontohkan untuk mengulang doa tiga kali, sebagaimana beliau lakukan saat berdoa di banyak kesempatan.
Allah juga berfirman dalam Al-Baqarah ayat 186:
Aku kabulkan doa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.
Artinya, Allah menjamin terkabulnya doa, meski mungkin dalam bentuk yang berbeda atau waktunya tertunda.


9. Menjauhi Makanan dan Harta Haram

Doa bisa tertolak karena sumber rezeki yang haram. Rasulullah ï·º menegaskan dalam hadits Abu Hurairah:
Seorang lelaki yang safar jauh, rambut kusut dan berdebu, mengangkat tangan ke langit: ‘Ya Rabb, ya Rabb’. Namun makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan?” (HR. Muslim)
Imam Al-Ghazali menulis, hati yang kotor karena makanan haram bagaikan bejana yang tertutup, mustahil dapat menerima limpahan rahmat.


10. Bertobat dan Memperbaiki Diri

Doa harus disertai taubat yang tulus. Imam Nawawi menekankan:
Pasal terpenting dalam pengabulan doa adalah taubat, mengembalikan hak orang lain yang terzalimi, lalu menghadap Allah dengan hati bersih.” (Al-Adzkar)
Taubat membuka jalan rahmat, membersihkan hati dari penghalang, dan menjadikan doa lebih mudah menembus langit.


Doa adalah senjata seorang mukmin, sebagaimana sabda Rasulullah ï·º:
Doa adalah senjata orang beriman, tiang agama, dan cahaya langit serta bumi.” (HR. Hakim)

Namun senjata itu hanya ampuh bila digunakan dengan cara yang benar. Adab-adab doa yang dicontohkan Rasulullah ï·º adalah kunci agar doa lebih cepat menembus langit.

Berdoalah dengan hati yang tulus, lisan yang lembut, jiwa yang penuh harap, serta rezeki yang halal. Sebab Allah Maha Mendengar, Maha Dekat, dan tidak pernah mengecewakan hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.

(as)

#AdabBerdoa #DoaMustajab #SunnahRasulullah #IslamicLifestyle #Ibadah #DoaHarian

Diberdayakan oleh Blogger.