Keutamaan Doa Sebelum Salam: Perlindungan Hamba dari Azab dan Fitnah Akhir Zaman
NUR AULIA, Jakarta - Doa merupakan inti dari ibadah. Ia adalah permohonan tulus seorang hamba kepada Allah SWT untuk meraih kebaikan atau perlindungan dari keburukan. Dalam setiap doa, seorang Muslim dituntut untuk menghadirkan hati yang khusyuk, rendah hati, dan penuh kesungguhan. Semakin ikhlas doa dipanjatkan, semakin dekat pula peluang doa tersebut untuk diijabah (dikabulkan) oleh Allah.
Salah satu doa yang sangat dianjurkan dalam salat adalah doa sebelum salam, tepat setelah selesai membaca tahiyat akhir. Banyak ulama menekankan bahwa doa ini merupakan amalan sunah yang tidak boleh diremehkan karena mengandung permohonan perlindungan dari berbagai fitnah besar, baik di dunia maupun di akhirat.
Dalil Hadis tentang Doa Sebelum Salam
Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam kitab monumental Fiqh al-Islām wa Adillatuhu (juz 2) menjelaskan bahwa doa sebelum salam termasuk dalam amalan sunah salat. Hal ini merujuk pada sebuah hadis sahih riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Jika kalian telah selesai membaca tasyahhud akhir, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari empat perkara: dari siksa neraka Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah (tipu daya) Al-Masih Ad-Dajjal.
Hadis ini menjadi dasar kuat anjuran berdoa sebelum salam. Rasulullah SAW sendiri mencontohkan bacaan doa khusus yang memuat permohonan perlindungan dari empat perkara besar tersebut.
Lafaz Doa Sebelum Salam
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Allāhumma innī a‘ūdzu bika min ‘adzābi jahannama, wa min ‘adzābil qabri, wa min fitnatil mahyā wal mamāt, wa min syarri fitnatil-Masīhid-Dajjāl.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.”
Doa ini tidak sekadar bacaan, tetapi mengandung pesan spiritual yang mendalam bagi setiap Muslim. Beberapa keutamaan dan hikmah doa sebelum salam di antaranya:
1. Perlindungan dari Siksa Neraka Jahannam
Doa ini menjadi benteng bagi seorang Muslim agar senantiasa dijauhkan dari panasnya api neraka.
2. Terhindar dari Azab Kubur
Azab kubur adalah bagian dari alam barzakh yang penuh misteri. Dengan doa ini, seorang Muslim meminta perlindungan agar tidak mengalami siksa kubur akibat kelalaian di dunia.
3. Keselamatan dari Fitnah Kehidupan dan Kematian
Dunia penuh ujian dan fitnah, mulai dari godaan harta, jabatan, hingga cobaan iman. Doa ini menjadi pengingat agar manusia tetap teguh dalam iman, baik saat hidup maupun setelah meninggal dunia.
4. Perlindungan dari Fitnah Dajjal
Fitnah Dajjal adalah ujian besar di akhir zaman. Nabi SAW menekankan agar umatnya selalu memohon perlindungan dari tipu daya Dajjal, yang bisa menyesatkan manusia dengan keajaiban dan kebohongannya.
Pandangan Ulama Empat Mazhab
Setiap mazhab fiqih memiliki penjelasan yang memperkaya pemahaman mengenai doa sebelum salam.
1. Mazhab Hanafi
Ulama Hanafi berpendapat bahwa doa sebelum salam hukumnya sunah. Seorang Muslim dianjurkan membaca doa apa saja yang sesuai kebutuhan, namun doa yang diajarkan Nabi SAW lebih utama untuk diamalkan.
2. Mazhab Maliki
Menurut Mazhab Maliki, doa dalam salat sebaiknya dibatasi pada doa-doa yang bersumber dari Al-Qur’an atau hadis. Oleh karena itu, doa sebelum salam seperti yang diajarkan Nabi SAW sangat dianjurkan karena berasal dari sunnah yang sahih.
3. Mazhab Syafi’i
Ulama Syafi’iyah menegaskan bahwa membaca doa sebelum salam adalah sunah muakkadah (sangat dianjurkan). Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ menyebutkan, doa yang paling utama setelah tahiyat akhir adalah doa perlindungan dari empat perkara sebagaimana riwayat Imam Muslim.
4. Mazhab Hanbali
Mazhab Hanbali sejalan dengan pendapat Syafi’i, bahwa doa sebelum salam termasuk amalan yang sangat dianjurkan. Bahkan, menurut sebagian ulama Hanbali, meninggalkan doa ini tanpa alasan adalah sebuah kerugian karena berarti meninggalkan sunnah yang agung.
Relevansi Doa di Kehidupan Modern
Meskipun doa ini diajarkan lebih dari 14 abad lalu, maknanya tetap relevan hingga kini. Umat Islam di era modern menghadapi fitnah yang tak kalah besar, seperti arus informasi yang menyesatkan, gaya hidup materialistik, hingga tantangan menjaga akidah.
Dengan rutin membaca doa ini, seorang Muslim diingatkan bahwa perlindungan sejati hanya datang dari Allah SWT. Kesadaran ini menumbuhkan sikap rendah hati, kewaspadaan spiritual, serta harapan besar akan keselamatan dunia-akhirat.
Doa sebelum salam adalah salah satu permata dalam rangkaian salat. Di balik lafaz singkatnya, doa ini menyimpan makna yang luas: pengakuan atas kelemahan manusia, ketergantungan penuh kepada Allah, serta harapan besar agar selalu dilindungi dari berbagai ujian kehidupan, kematian, dan fitnah akhir zaman.
Membiasakan diri membaca doa ini setelah tahiyat akhir bukan hanya meneladani sunnah Rasulullah SAW, tetapi juga memperkokoh ikatan batin seorang hamba dengan Sang Pencipta.
Wallāhu a‘lam bish-shawāb.
Meskipun doa ini diajarkan lebih dari 14 abad lalu, maknanya tetap relevan hingga kini. Umat Islam di era modern menghadapi fitnah yang tak kalah besar, seperti arus informasi yang menyesatkan, gaya hidup materialistik, hingga tantangan menjaga akidah.
Dengan rutin membaca doa ini, seorang Muslim diingatkan bahwa perlindungan sejati hanya datang dari Allah SWT. Kesadaran ini menumbuhkan sikap rendah hati, kewaspadaan spiritual, serta harapan besar akan keselamatan dunia-akhirat.
Doa sebelum salam adalah salah satu permata dalam rangkaian salat. Di balik lafaz singkatnya, doa ini menyimpan makna yang luas: pengakuan atas kelemahan manusia, ketergantungan penuh kepada Allah, serta harapan besar agar selalu dilindungi dari berbagai ujian kehidupan, kematian, dan fitnah akhir zaman.
Membiasakan diri membaca doa ini setelah tahiyat akhir bukan hanya meneladani sunnah Rasulullah SAW, tetapi juga memperkokoh ikatan batin seorang hamba dengan Sang Pencipta.
Wallāhu a‘lam bish-shawāb.
