Header Ads

Header ADS

Misteri Jawa sebagai Negeri Para Nabi: Antara Fakta Arkeologi, Kepercayaan, dan Kontroversi

NUR AULIA, Jakarta - Belakangan, perdebatan tentang asal-usul peradaban di Nusantara kembali mencuat. Sebuah artikel yang ramai beredar di media sosial memantik diskusi hangat: benarkah Tanah Jawa adalah negeri para nabi?

Narasi ini bukan hal baru. Peneliti yang tergabung dalam Tim Studi Sains Alqur’an (SSQ) pernah menggelar ekspedisi bertajuk Menjelajah Negeri Para Nabi. Hasil riset mereka menyimpulkan bahwa sejumlah situs penting dalam sejarah para nabi justru berada di Pulau Jawa. Misalnya, mereka menduga situs Nabi Daud dan Nabi Sulaiman berada di Jawa Tengah, sementara peninggalan Nabi Nuh disebut-sebut berada di Jawa Timur, tepatnya di sebuah gunung yang diklaim mirip dengan Gunung Ararat di Turki, tempat perahu Nabi Nuh berlabuh.

Lebih mengejutkan lagi, para arkeolog Belanda yang meneliti fosil kayu di lokasi tersebut menyimpulkan bahwa perahu itu terbuat dari kayu jati berkapur, jenis kayu yang hanya tumbuh di Jawa. Uji isotop C14 bahkan menunjukkan indikasi bahwa kehidupan Nabi Nuh terjadi setelah era Nabi Ibrahim, dengan lokasi utama di Nusantara. Fakta ini jelas memerlukan penelitian lebih lanjut, namun cukup untuk mengguncang persepsi sejarah konvensional.


Arkeologi di Yerusalem: Kosong Tanpa Bukti 

Majalah Times edisi 1 Februari 2010 menurunkan laporan investigasi tentang penggalian besar-besaran yang dilakukan kelompok ekstrimis Yahudi di Yerusalem. Dalam empat tahun terakhir, organisasi seperti Eilad dan Eir David mengepung kawasan Silwan dan area sekitar Masjid Al-Aqsa, berharap menemukan peninggalan Kerajaan Daud dan Sulaiman.

Namun, menurut Prof. Israel Finkelstein dari Universitas Tel Aviv, hasilnya nihil. 
Mereka mencampuradukkan keyakinan agama dengan sains. Sampai hari ini, tidak ada bukti yang bisa diklaim sebagai peninggalan Nabi Daud,” tegasnya.

Pernyataan itu diperkuat oleh Prof. Yone Mazarahe, pakar arkeologi Israel. Ia menyindir: 
Bahkan sekadar plang bertuliskan Selamat Datang di Istana Daud pun tidak ditemukan.


Bani Jawi: Israel Sejati yang Terlupakan? 

Dari ketiadaan bukti di Yerusalem, sebagian peneliti mencoba membaca ulang peta sejarah. Mereka menduga bahwa Bani Jawi, suku-suku Nusantara, adalah bagian dari Bani Israel yang tetap beriman kepada Nabi Musa. Jika benar, maka tanah yang dijanjikan (The Promised Land) sesungguhnya bukanlah Palestina, melainkan Atlantis yang diyakini sebagai Nusantara.

Klaim ini semakin berani: Yerusalem yang diperebutkan bangsa Yahudi modern hanyalah hasil rekayasa sejarah. Mereka dianggap keturunan Suku Khazar, kelompok ke-13 yang terbentuk dari kawin campur dengan penduduk lokal. Sedangkan Yerusalem, Istana Sulaiman, dan Taabut yang dicari ribuan tahun justru berada di Jawa, lebih tepatnya di sekitar Candi Borobudur dan Sleman, Yogyakarta.

Misteri "Taabut" dan Rahasia Borobudur Dalam Alqur’an, taabut digambarkan sebagai “kode rahasia kerajaan” yang diwariskan Nabi Daud. Sebagian peneliti berasumsi bahwa taabut itu kini sedang “terbuka” melalui relief dan arsitektur candi-candi di Jawa.

Menariknya, kata “Candi” diyakini berasal dari kata Sandi (kode atau rahasia). Jika benar, maka Borobudur bukan hanya monumen Buddhis, tetapi juga "arsip visual" peradaban para nabi yang disamarkan.


Tafsir Ulang Isra’ Mi’raj: Hadis Israiliyat? 

Narasi ini juga mengkritisi pemahaman arus utama Islam mengenai Palestina sebagai tanah suci ketiga. Menurut pandangan kontroversial tersebut, umat Islam telah terkecoh oleh hadis-hadis Israiliyat—riwayat palsu yang dimasukkan oleh kalangan Yahudi.

Disebutkan bahwa ketika Isra’ Mi’raj terjadi, Masjidil Aqsa belum ada. Yerusalem masih dikuasai Romawi, dan yang ada hanyalah gereja. Maka, klaim bahwa Rasulullah menjadi imam shalat berjamaah dengan para nabi di Masjidil Aqsa dipandang perlu ditinjau ulang.


Jawa, Gunung, dan Warisan Besi Nabi Daud 

Alqur’an menggambarkan keahlian Nabi Daud dalam mengolah besi. Jika ditarik ke konteks Jawa, wilayah ini memang kaya dengan deposit besi titanium—logam langka yang masih tersimpan di sepanjang pesisir selatan. Dari sinilah muncul hipotesis bahwa keris Jawa dan teknologi logam Nusantara adalah warisan langsung peradaban para nabi.

Bahkan, Tim SSQ berencana mendirikan Perguruan Tinggi Nuklir di sekitar Borobudur, dengan proyek ambisius: merancang “pesawat piring terbang”. Visi futuristik ini diyakini sebagai jalan bagi umat Islam untuk menandingi dominasi teknologi Israel dan Barat.


Hegemoni Global dan Ancaman Baru 

Fakta lain yang menambah kecurigaan: banyak perusahaan asing dengan afiliasi Yahudi kini mengincar pantai selatan Jawa untuk membangun pabrik peleburan besi titanium. Skemanya mengingatkan kembali pada VOC, korporasi Yahudi Belanda yang pernah menjajah Nusantara.

Jika benar, sejarah bisa saja berulang dalam wujud kolonialisme gaya baru.


Apakah benar Tanah Jawa adalah negeri para nabi? Apakah Borobudur menyimpan rahasia taabut? Atau sekadar teori spekulatif yang lahir dari tafsir bebas teks-teks suci?

Sejauh ini, klaim tersebut masih menunggu validasi sains. Namun, yang pasti, narasi ini telah membuka ruang diskusi tentang sejarah peradaban dunia yang lebih luas, dan menantang kebenaran versi arus utama.

Wallahu a’lam bishshawab.

(as)

#JawaNegeriNabi #BorobudurMisteri #PerahuNuhJawa #BaniJawi #AtlantisNusantara #SejarahIslam

Diberdayakan oleh Blogger.